Kamis, 18 Desember 2014

Solusi Penanaman Padi dengan Sistem Jajar Legowo

Sumber: baliazura.files.wordpress.com
 
Nasi adalah makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Pagi, siang, dan malam adalah waktu makan umumnya orang Indonesia dan tidak pernah ketinggalan untuk memakan nasi. Memakan nasi seperti sebuah kewajiban. Jika kita tidak memakan nasi pada saat jam makan, kita seperti tidak memakan apa-apa alias hanya makan kecil. Sampai seperti itulah anggapan masyarakat Indonesia terhadap bahan makanan yang pokok ini.
Nasi berasal dari beras, beras berasal dari padi. Padi adalah tanaman yang sering kita lihat di persawahan, umumnya persawahan di Pulau Jawa. Tingginya kebutuhan masyarakat untuk membeli beras akan berdampak secara langsung terhadap kehidupan petani. Semakin tinggi masyarakat membeli beras, semakin besar pendapatan bagi petani. Memang tidaklah seberapa keuntungan dari bertani, namun sekalipun untung akan menghasilkan penghasilan yang cukup besar.

Saat ini produktivitas padi hanyalah mencapai 4 ton per hektar. Ini berarti padi Indonesia masih bisa ditingkatkan, baik dari segi budidayanya, perlindungan hama-penyakitnya, genetiknya, dll. Pemerintah saat ini sedang gencar-gencarnya untuk mencapai swasembada beras lagi. Oleh karena itu, seluruh pihak wajib untuk saling bekerja sama dalam mencapai program swasembada beras ini.

Salah satu metode yang bisa diterapkan pada pertanian dalam bidang palawija, khususnya padi, adalah menggunakan sistem tanam jajar legowo. Apa itu sistem tanam jajar legowo? Sistem jajar legowo merupakan cara tanam padi sawah dengan pola beberapa barisan tanaman yang diselingi satu barisan kosong. Tanaman yang seharusnya ditaman pada barisan yang kosong dipindahkan sebagai tanaman sisipan di dalam barisan. Barisan kosong pada sistem ini berguna untuk mengumpulkan keong mas, menekan tingkat keracunan besi pada tanaman padi, untuk pemeliharaan ikan kecil, dan dapat meningkatkan intensitas cahaya matahari sampai ke tanaman.

Secara tidak langsung, tanaman padi bisa tumbuh lebih baik dan lebih tinggi produktivitasnya daripada sistem tanam yang biasa. Hal ini dikarenakan efek tanaman pinggir. Apa itu efek tanaman pinggir? Efek tanaman pinggir adalah tanaman yang memiliki tingkat kesuburan paling tinggi, karena tanaman pinggir berada pada jalur air, kandungan pupuk juga paling tinggi, serta tingginya intensitas cahaya matahari yang dapat diserap oleh tanaman. Tentu saja hal ini dapat membuat tanaman bisa tumbuh subur, bisa menjadi lebih kuat dan sehat, serta mampu memproduksi hasil lebih tinggi.



Berikut ini adalah kelemahan apabila masih menggunakan sistem tanam yang masih tradisional:
  1. Varietas umumnya akan tumbuh tidak optimal apabila menerima sinar yang rendah akibat adanya persaingan antar individu tanaman dalam harak tanam rapat.
  2. Terjadinya perebutan unsur hara tertentu, terutama N, P, dan K, serta air akibat pertanaman yang rapat, perakaran yang intensif sehingga pengurasan hara juga intensif
  3. Terjadinya serangan penyakit endemic setempat, akibat kondisi iklim mikro yang menguntungkan bagi perkembangan penyakit pada jarak tanam yang rapat.
Pelaksanaan sistem jajar legowo ini dinilai tidak rumit.
Sesuai dengan gambar di atas, gambar tersebut adalah sistem jajar legowo 2x1. Dalam penanaman yang tradisional, seharusnya kita mendapatkan tiga baris tanaman, tetapi dengan jajar legowo menggunakan dua baris tanaman lalu satu barisnya dikosongkan.

Berikut ini adalah sistem jajar legowo 4x1

Sama seperti sistem 2x1. Perbedaan cara ini hanya dari jumlah tanaman yang digunakan. Dalam penanaman yang tradisional, seharusnya kita mendapatkan lima baris tanaman, tetapi dengan jajar legowo menggunakan empat baris tanaman lalu satu barisnya dikosongkan. Memang masih banyak cara lain, seperti 3x1. Namun, 2x1 dan 4x1 adalah cara yang dinilai paling efektif untuk memberikan hasil yang lebih banyak.

Meskipun sistem jajar legowo ini dinilai lebih baik, namun tetap mempertimbangkan tingkat kesuburan tanah.Apabila termasuk subur, disarankan untuk menerapkan pola tanam 4x1. Hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko kerebahan tanaman akibat serapan hara yang tinggi.

Kelebihan dari sistem ini adalah:
  1. Menambah jumlah tanaman padi.
  2. Otomatis juga akan meningkatkan produktivitas tanaman padi.
  3. Memperbaiki kualitas gabah dengan semakin banyaknya tanaman pinggir.
  4. Mengurangi serangan penyakit.
  5. Mengurangi tingkat serangan hama.
  6. Mempermudah dalam perawatan baik itu pemupukan maupun penyemprotan pestisida.
  7. Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian dalam baris tanaman
Ada kelebihan pasti ada kelemahannya, yaitu:
  1. Membutuhkan tenaga tanam yang lebih banyak dan waktu tanam yang lebih lama pula.
  2. Membutuhkan benih yang lebih banyak dengan semakin banyaknya populasi.
  3. Biasanya akan ditumbuhi rumput.
Namun, tetap saya ingatan, penyemprotan pestisida hanya boleh digunakan pada saat benar-benar terpaksa. Apabila tetap dilakukan penyemprotan, dapat  menyebabkan oleh predator dari hama tanaman padi mati, sehingga untuk musim selanjutnya serangan hama akan semakin meningkat. Sebaiknya gunakanah cara yang lebih ramah lingkungan, seperti menggunakan predator alaminya.

Apabila anda memberikan yang terbaik kepada alam, alam juga akan memberikan yang terbaik untuk anda. Sayangilah alam, seperti menyayangi diri anda sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar