Senin, 02 Februari 2015

Kehidupan Menjadi Lebih Baik dengan Organik

Sumber gambar: agricorner.com
 
Tanaman, salah satu makhluk hidup berupa tumbuhan yang dibudidayakan. Tanaman pastinya memiliki nilai tambah bagi manusia. Singkong, jagung, padi, bunga, dan lain-lain adalah contoh dari hasil tanaman. Tanaman hias juga tergolong tanaman yang dibudidayakan oleh manusia.
Kesehatan dan kebersihan adalah salah satu syarat minimal agar buah atau sayuran layak dimakan oleh manusia. Kesehatan buah dan sayuran berarti kandungan gizi di setiap bahan pangan itu untuk memenuhi kebutuhan tubuh setiap hari. Kebersihan berarti tingkat penyakit yang menempel atau berada di buah dan sayuran, namun tingkat kebersihan ini umumnya masih belum diperhatikan oleh para pedagang pada umumnya.
 
Kebersihan menjadi kunci utama dalam pengolahan buah dan sayuran. Buah dan sayuran yang bersih akan mengindikasikan bahwa buah dan sayuran ini bersih dari segala macam pestisida atau debu-debu yang menempel serta terlindung dari penyakit yang merugikan bagi manusia. Buah dan sayuran yang bersih berarti kesehatan buah dan sayuran untuk dikonsumsi juga akan terjaga.
 
Semakin berkembangnya teknologi mengakibatkan berubahnya pola pikir masyarakat. Kini telah dikembangkan metode yang lebih ramah lingkungan dan aman bagi manusia untuk pengelolaan tanaman buah dan sayuran. Metode organik adalah cara terbaru dalam pengolahan tanaman.
 
Metode organik berarti pengelolaan tanaman buah dan sayuran tanpa menggunakan zat kimia apapun. Hal ini berarti tanpa menggunakan pestisida, herbisida, insektisida, dan lain-lain. Ramah lingkungan adalah tujuan dari metode ini. Asal anda tahu saja, penggunaan zat kimia atau racun pada tanaman sangat merugikan di kemudian hari. Hal ini karena terkumpulnya residu hasil zat kimia yang masih menempel atau tertimbun baik di buah, sayuran, tanaman, atau Tanah.
 
Sumber gambar: acneeinstein.com
 
Dalam metode organik, zat kimia tidak digunakan sama sekali, atau boleh digunakan pada saat benar-benar dibutuhkan saja. Untuk penanganan hama dan penyakit, sebaiknya digunakan vektor alami atau predator alami dari hama itu. Penggunaan predator alami tidak memberikan dampak yang cepat seperti penggunaan pestisida, namun pada masa yang akan mendatang justru akan memberikan dampak yang positif bagi keberlanjutan pertanian.
 
Masih ingat dengan pelajaran Biologi yang menjelaskan tentang mangsa dan predator? Metode ini menggunakan konsep itu. Apabila di musim ini hama banyak menyerang, maka pada musim selanjutnya predator yang akan berkembang banyak, lalu hama akan meningkat lagi, dan seperti itu seterusnya. Namun apabila kita menggunakan pestisida, zat kimia ini memang akan membunuh hama namun sebagian besar predatornya akan mati juga. Hal inilah yang menyebabkan meningkatnya jumlah hama yang menyerang tanaman pertanian setiap musimnya dan semakin ganas menyerangnya karena adanya hama yang resisten.
 
Hama yang resisten terbentuk dari hama yang kuat akibat penggunaan pestisida. Hama yang memiliki daya tubuh yang kuat atau kebal terhadap pestisida akan memiliki keturunan yang akan kebal juga. Hal inilah yang menyebabkan semakin ganasnya hama yang menyerang di setiap musimnya.
 
Kemudian, pada saat panen, khususnya tanaman padi, petani selalu membakar jerami. Jerami memang tidak digunakan bagi petani, sehingga mereka membakarnya. Pembakaran justru merugikan bagi mereka sendiri. Mengapa? hal ini dikarenakan pada jerami masih terdapat unsur C (karbon) yang sangat digunakan bagi tanaman untuk tumbuh. Tanaman yang tumbuh dengan baik tentunya akan meningkatkan produktivitas panen. Produktivitas panen tinggi akan menguntungkan petani. Hal ini umumnya masih belum diketahui oleh para petani kita.
 
Jerami yang tidak digunakan bisa digunakan untuk media tanam atau sebagai herbisida alami. Media tanam yang dimaksud adalah media tanam jamur budidaya. Budidaya jamur ini memang bisa menggunakan jerami yang sudah tidak terpakai, dan bisa menjadi media yang murah bagi para produsen jamur. Kemudian, herbisida alami memang bisa menggunakan jerami dengan cara jerami tadi disebar di atas Tanah. Hal ini dapat dilakukan karena rumput liar umumnya tumbuh jika Tanah terpapar langsung oleh cahaya. Namun, apabila Tanah ditutup, maka rumput tidak akan tumbuh.
 
Ada lagi kegunaan dari jerami, yaitu sebagai makanan organisme Tanah dan sebagai pupuk kompos. Makanan organisme yang dimaksud adalah biopori. Pupuk kompos juga bisa dibuat dengan menggunakan jerami ini. Saya telah memposting di blog ini mengenai biopori dan pupuk kompos.
 
Sehingga, kegiatan ini atau metode organik dapat meningkatkan harga buah dan sayuran serta petani dapat sejahtera dengan menggunakan metode ini. Kebersihan pada metode organik terjamin bersih, karena buah dan sayuran tidak disemprot dengan zat kimia yang beracun. Namun ingat, bersih atau tidaknya buah dan sayuran memang akan menjadi pertimbangan kita dalam membeli komoditas tersebut. Anda pasti tahu, buah pisang yang terserang penyakit dan mengakibatkan buah menjadi berwarna lebih gelap dan sedikit lembek pastinya tidak akan kita konsumsi, namun pada buah yang terserang penyakit ini buah justru menyimpan glukosa lebih banyak daripada pisang pada umumnya.

Kita perlu merubah mindset kita terhadap organik. Organik memang kotor, banyak terserang penyakit, dan lain-lain. Perlu diingat, tidak semua penyakit yang menyerang buah dan sayuran sepenuhnya merugikan bagi manusia, justru akan menguntungkan manusia. Hanya bagaimana kita menyikapi semua ini. Memang metode organik tidak cepat memberikan hasil, namun pertanian yang berkelanjutan adalah tujuan utama dari metode ini. Dengan menyayangi alam, tentunya alam akan memberikan yang terbaik. Produktivitas akan naik, pendapatan akan naik juga, maka Negara juga akan maju dengan mengingat Indonesia adalah Negara agraris.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar