Tanaman pepaya
adalah tanaman hortikultura yang banyak mengandung gizi. Vitamin A, Vitamin B,
mineral, dll terkandung di dalam buah pepaya. Tanaman pepaya ini umumnya
ditanam pada ketinggian 0-700 mdpl dan pertumbuhan-perkembangannya optimum pada
300 mdpl. Pepaya tergolong tanaman yang menjanjikan bagi para petani, karena
tanaman pepaya dapat dipanen minimal seminggu 2 kali panen dan menghasilkan
keuntungan yang bisa dibilang tinggi.
Proses budidaya
tanaman pepaya dapat dilakukan dari proses persemaian hingga proses pasca
panen. Persemaian tergolong suatu proses yang penting. Kenapa penting? Karena
bibit pepaya yang bagus perawatannya akan menghasilkan tanaman pepaya yang
unggul dan memberikan produktivitas yang tinggi. Pasca panen pada pepaya
umumnya masih belum diterapkan. Keterbatasan modal dan pasar masih menjadi
hambatan. Sebenarnya, buah pepaya ini bisa dibuat menjadi keripik, jus, sirup,
dan lain-lain yang memberikan nilai tambah pada komoditas tersebut.
Proses budidaya
tanaman pepaya dapat dilakukan dari proses persemaian hingga proses pasca
panen. Persemaian tergolong suatu proses yang penting. Kenapa penting? Karena
bibit pepaya yang bagus perawatannya akan menghasilkan tanaman pepaya yang
unggul dan memberikan produktivitas yang tinggi. Pasca panen pada pepaya
umumnya masih belum diterapkan. Keterbatasan modal dan pasar masih menjadi
hambatan. Sebenarnya, buah pepaya ini bisa dibuat menjadi keripik, jus, sirup,
dan lain-lain yang memberikan nilai tambah pada komoditas tersebut.
Persemaian pepaya
tergolong mudah. Hanya dengan menggunakan pupuk kandang yang sudah matang,
pembibitan sudah dapat dilakukan. Ada sebuah solusi dengan menggunakan benih
yang berisi bakteri baik, yaitu PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacterium).
Bakteri ini akan menjadi bakteri baik yang berada di akar dan akan membantu
tanaman dalam penyerapan nutrisi, mencegah hama dan penyakit akar (terutama
antraknosa), dan tentunya dapat meningkatkan produksi buah pepaya.
Pemilihan varietas
merupakan aspek penting yang perlu dilakukan sebelum melakukan pembibitan
pepaya. Pemilihan varietas berfungsi untuk memperoleh varietas yang sesuai
dengan preferensi konsumen, harga jual tinggi, dan daya adaptasi yang tinggi terhadap
agroklimat setempat.
Pemilihan benih
perlu dilakukan untuk mengetahui kualitas benih. Pemilihan benih umumnya
meliputi tingkat kemurnian minimal 95%, daya kecambah minimal 90%, dan benih
sehat serta bebas OPT.
Pembibitan pepaya
umumnya bisa dibilang sederhana. Hal pertama yang harus disiapkan adalah media
tanam, polybag, benih, PGPR, dan rumah persemaian apabila ada. Benih bisa beli
di toko pertanian atau bisa mengambil sendiri benih yang ada pada buah. Benih
terbaik yang bisa digunakan untuk pembibitan adalah 1/2 bagian keatas hingga ujung buah.
Buah pepaya yang bagus digunakan sebagai benih umumnya telah panen ke empat dan
seterusnya. Hal ini disebabkan karena buah pepaya setelah panen ke empat
memiliki bentuk dan ketahanan yang stabil.
Jenis benih pepaya
juga bisa dilihat dari warnanya. Apabila benih berwarna hitam, umumnya tanaman
betina. Apabila benih berwarna agak terang, tanamannya bisa hemaprodit atau
jantan.
Polybag diisi
dengan media tanam pupuk kandang yang matang atau menggunakan tanah saja dengan
perbandingan antara tanah dan pupuk sebesar 1:2. Benih direndam dulu ke
PGPR selama 15 menit. Setelah 15 menit, benih langsung ditanam ke media tanam.
Apabila tidak memiliki PGPR, perendaman benih bisa dilakukan dengan air hangat
suhu 40 derajat dengan campuran fungisida. Alasan menggunakan fungicide adalah
mengurangi dampak penyakit antraknosa yang disebabkan oleh cendawan Colletotrichum sp. Jumlah benih yang
ditanam umumnya satu benih tiap polybag, namun bisa juga dua benih tiap
polybag. Air sisa rendaman benih yang menggunakan PGPR bisa digunakan untuk
menyiram tanaman yang sudah ditanam ke dalam polybag. Apabila ada, polybag
ditaruh di rumah persemaian untuk mencegah rusaknya bibit akibat hujan.
Sungkup atau rumah
semai terbuat dari rangka bambu. Ukuran rumah semai dapat disesuaikan dengan
kebutuhannya. Pembibitan harus berada di tempat terbuka dan sirkulasi udara
baik.
Pemindahan bibit ke
lapang dilakukan pada bibit yang berusia 30-40 hari atau telah memiliki 2-3
pasang daun sejati dengan tinggi tanaman 10-15 cm. penanaman bibit sebaiknya
pada pagi atau sore hari pada bedengan yang sehari sebelumnya telah disiram air
terlebih dahulu sampai basah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar